Wednesday, 17 August 2016

Mahasiswa

“Kehidupan bukan soal baik atau buruk semata, tapi juga soal benar dan salah”
“A life is not only good or bad, but also about true and false”

A.    Pengertian

1. Pengertian Mahasiswa

     Para "mahasiswa" Istilah dicadangkan untuk orang belajar di tingkat universitas di Britania Raya. Anak-anak belajar di sekolah disebut "murid" atau "sekolah" (atau "anak sekolah" atau "anak sekolah"). Sedangkan Pengertian Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Pengertian Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insane-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannyadengan perguruan tinggi ( yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-clon intelektual.

    Maka mahasiswa secara umum dapat di artikan sebagai seseorang (insan) yang tengah menjalani pendidikan tingkat perguruan tinggi yang memiliki julukan calon intelektual di masa yang akan datang. Secara singkat kita bisa menyebutnya dengan golongan terpelajar.
 2.    Esensi Mahasiswa
     Esensi: hakikat; inti; hal yang pokok (artikata.com). Essence (dalam bahasa inggris) artinya disambiguitas. Secara umum esensi artinya sari pati atau intisari dari suatu hal. Sedangkan esensi mahasiswa artinya hakikat dari seorang pelajar yang menempuh pendidikan tingkat perguruan tinggi. Secara substansial esensi mahasiswa maksudnya menjelaskan secara rinci mengenai mahasiswa.Seperti yang dijelaskan sebelumnya mahasiswa adalah seorang (insan) yang tengah menjalani pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa terdiri dari dua pandanan kata “Maha” dan “Siswa”. Maha artinya besar, tinggi, luas dan luar biasa. Sedangkan siswa adalah pelajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang tinggi atau besar (dewasa) yang tengah memasuki jenjang intelektual muda. 

B.     Ciri dan Tipe Mahasiswa


     Pada realita di kampus Mahasiswa terbagi dalam beberapa tipe atau karakter. Tipe ataupun karakter mahasiswa tersebut tidak terlepas dari tujuan ataupun motivasinya berkuliah. Ciri yang terdapat pada mahasiswa terkadang dipengaruhi oleh latar belakang mahasiswa itu sendiri. Hanya saja ketika berada di perkuliahan cirri tersebut dapat berubah dan berkembang tergantung dari seberapa kuat lingkungan kampus yang mempengaruhi mahasiswa.

1.      Ciri-Ciri Mahasiswa

Berikut adalah ciri dari seorang mahasiswa antara lain :

a.       Analitis

Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan (Wikipedia.org). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III (2001) ---> analisis ana.li.sis [n] (1) penyelidikan thd suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb); (2) Man penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yg tepat dan pemahaman arti keseluruhan; (3) Kim penyelidikan kimia dng menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya dsb; (4) penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya; (5) pemecahan persoalan yg dimulai dng dugaan akan kebenarannya.Jadi mahasiswa adalah pelajar yang memiliki kemampuan untuk menyelidiki secara mendalam terhadap suatu permasalahan atau kasus tertentu yang terjadi disekitarnya sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

 b.      Realistis

re’a’lis’tis’ /réalistis/ a bersifat nyata (real); bersifat wajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Maka dapat disimpulkan bahwa seorang mahasiswa dalam kesehariannya harus mampu bersikap dan memiliki pandangan yang realistis.  Sehingga diharapkan nantinya seorang mahasiswa dalam menilai dan bersikap untuk suatu permsalahan haruslah realistis.

c.       Kritis

kri·sis a 1 keadaan yg berbahaya (dl menderita sakit); parah sekali; 2 keadaan yg genting; kemelut; 3 keadaan suram (tt ekonomi, moral, dsb); 4 Sas saat yg menentukan di dl cerita atau drama ketika situasi menjadi berbahaya dan keputusan harus diambil; 5 Pol konfrontasi yg intensif dan dahsyat yg terjadi dl waktu singkat dan merupakan ganti peperangan dl era nuklir. (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Krisis selalu diidentikan sebagai bagian dari sikap seorang intelektual. Karena sikap kritis disini memiliki tujuan untuk melakukan control dan perubahan kearah yang ideal (seharusnya). Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat selalu dituntut untuk mampu bersikap kritis terhadap keadaan disekitarnya.

d.      Rasionalitas

ra·si·o·nal [1] a 1 menurut pikiran dan pertimbangan yg logis; menurut pikiran yg sehat; cocok dng akal; ra·si·o·na·li·tas n kerasionalan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Mahasiswa dalam menyikap suatu permasalahan harus dengan sikap yang rasional. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari seorang mahasiswa dalam bertindak harus mengedepankan nilai-nilai rasionalitas. Karena mahasiswa adalah pelajar yang mengedepankan akal pikirannya atau biasa kita katakana bahwa mahasiswa adalah calon intelektual.

e.       Sistematis

sis·te·ma·tis /sistématis/ a teratur menurut sistem; memakai sistem; dng cara yg diatur baik-baik. (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dalam proses berpikir seorang mahasiswa harus sistematis, terutama dalam hal langkah yang diambil. Bahkan dalam menyikapi suatu permasalahan, mahasiswa sangat ditekankan kepada proses berpikir yang sistematis dalam menemukan dan menentukan solusi yang ada.

f.       Kreatif

kre·a·tif /kréatif/ a 1 memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; 2 bersifat (mengandung) daya cipta: pekerjaan yg -- menghendaki kecerdasan dan imajinasi; (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kreatif adalah bagian penting dari seorang mahasiswa. Kreativitas akan muncul dari seorang yang berpikiran bebas. Karena sifat kreatif tidak bisa muncul dari pemikiran yang dibelenggu oleh suatu hal. Hasil dari nalar mahasiswa merupakan krativitas seorang mahasiswa.

g.      Radikal

ra·di·kal [1] a 1 secara mendasar (sampai kpd hal yg prinsip): perubahan yg --; 2 Pol amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan); 3 maju dl berpikir atau bertindak; (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Ciri radikal identik dengan mahasiswa dikarenakan idealisme yang dimilikinya, sehingga dalam proses untuk mencapai keadaan yang ideal mahasiswa menghalalkan vata yang radikal.

h.      Universal

uni·ver·sal 1 a umum (berlaku untuk semua orang atau untuk seluruh dunia); bersifat (melingkupi) seluruh dunia; ruang lingkup tanggung jawab mahasiswa adalah personal, nasional, dan --; kebudayaan itu bersifat --; 2 n Ling kategori keilmubahasaan yg berlaku untuk semua bahasa; (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Seorang mahasiswa memiliki wawasan yang universal terutama bagi mereka yang aktif (mahasiswa aktivis) dalam dinamika kehidupan sosial kampus dan negara.

i.        Objektif

ob·jek·tif [1] /objéktif/ a mengenai keadaan yg sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Ciri yang lekat dengan seorang mahasiswa adalah pandangannya yang objektif terhadap suatu permasalahan untuk mencari kebenaran dan pemecahan masalah yang ada.
 2.      Tipe Mahasiswa

    Berdasarkan http://www.perfspot.com/docs/doc.asp?id=71112. Ada banyak tipe mahasiswa di kampus, seperti yang telah disebutkan diatas bahwa ciri cenderung dipengaruhi oleh latar belakang mahasiswa. Sedangkan tipe adalah motiviasi ataupun tujuan seorang mahasiswa yang tengah berkuliah dan pola pikir si mahasiswa.  Berikut tipe atau jenis mahasiswa yang ada dikampus :

-          Mahasiswa Kritis

Mahasiswa kritis merupakan mahasiswa yang memiliki sikap kritis terhadap keadaaan yang tidak ideal bagi pemikirannya. Sehingga mahasiswa yang kritis cenderung vokal dalam kesehariannya.-          Mahasiswa Hedonis

he·do·nis·me /hédonisme/ n pandangan yg menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sbg tujuan utama dl hidup. Mahasiswa ini berpandangan bahwa kebahagiaan hidup dilihat dari materi.

-          Mahasiswa Apatis

apa·tis a acuh tidak acuh; tidak peduli; masa bodoh: kita tidak boleh bersikap -- thd usaha pembangunan Pemerintah. Adalah mahasiswa yang bersikap acuh terhadap kondisi sekitarnya dan sibuk dengan dirinya sendiri.

-          Mahasiswa Aktivis

ak·ti·vis n 1 orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita) yg bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dl organisasinya; 2 Pol seseorang yg menggerakkan (demonstrasi dsb). Mahasiswa ini adalah golongan mahasiswa yang selalu terlibat aktif dalam berbagai macam kegiatan sosial, masyarakat, lingkungan, dsb.

-          Mahasiswa Pragmatis

prag·ma·tis a 1 bersifat praktis dan berguna bagi umum; bersifat mengutamakan segi kepraktisan dan kegunaan (kemanfaatan); mengenai atau bersangkutan dng nilai-nilai praktis; 2 mengenai atau bersangkutan dng pragmatism. Mahasiswa pragmatis merupakan mahasiswa yang cenderung menggunakan cara-cara yang bersifat praktis, terkadang juga praktis untuk kepentingan umum.

-          Mahasiswa Oportunis

opor·tu·nis n Pol orang yg menganut paham oportunisme. opor·tu·nis·me n paham yg semata-mata hendak mengambil keuntungan untuk diri sendiri dr kesempatan yg ada tanpa berpegang pd prinsip tertentu. Mahasiswa oportunis adalah seorang mahasiswa yang memiliki pemikiran oportunis demi mencapai tujuannya.

Secara umum tipe mahasiswa yang terdapat di Indonesia dapat kita golongkan menjadi dua bagian yatu : mahasiswa apatis, dan mahasiswa aktivis.


a.      Mahasiswa Apatis
    Mereka yang sibuk dengan dirinya sendiri, dan tidak terlalu peduli dengan kondisi sosio-politik yang tengah berlangsung. Antara lain sebagai berikut :Ø  Mahasiswa Pinggiran, yaitu mahasiswa yang berasal dari kalangan kelas menengah bawah, yang umumnya dari kampung. Mereka kuliah di perguruan tinggi sebagai sarana mobilitas vertikal, untuk memperbaiki kondisi ekonominya serta posisi kelas sosialnya di kemudian hari. Umumnya, mereka tidak mau terlibat aktif dalam pergerakan mahasiswa karena tidak mau mendapat resiko yang buruk, seperti kuliah yang berantakan dan lambat selesai, yang berarti biaya kuliah akan membengkak.

Ø  Mahasiswa Salon, yaitu mahasiswa yang datang ke kampus hanya sekedar untuk bergaya. Kehidupan mereka sangat hedonistik, individualistik, pop, dan metropolis. Mereka hanya sibuk memamerkan pakaiannya, merek sepatunya, handphone terbarunya, rambut terbarunya, ataukah pacar terbarunya. Mereka tidak terlibat dalam pergerakan mahasiswa, karena memang tidak perduli sama sekali dengan masalah orang lain, apalagi dengan wacana intelektual.

Ø  Mahasiswa Jalan Pintas, yaitu mahasiswa yang kuliah semata-mata untuk memperoleh gelar. Segala macam cara ia tempuh untuk memperoleh keinginannya itu, tidak peduli legal atau ilegal. Mereka tidak terlibat dalam pergerakan mahasiswa, karena hal itu dapat menjadi penghambat mereka untuk segera memperoleh gelar sarjana dan dan nilai IPK yang baik.

Ø  Mahasiswa Anak Mami, yaitu mahasiswa yang sangat akademistik. Mereka super-sibuk dengan pelajaran dan tugas-tugas dari dosen. Mereka berjuang keras meraih nilai IPK setinggi mungkin, sehingga tidak begitu peduli dengan pergerakan mahasiswa. Waktunya sebagian besar dihabiskan di perpustakaan, laboratorium, konsultasi dengan dosen, atau menyelesaikan PR, sehingga tidak sempat dan tidak lagi memiliki waktu untuk memikirkan hal-hal lain.

 b.      Mahasiswa Aktivis
    Mereka yang terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan kemahasiswaan. Ke kampus, tidak hanya sekedar kuliah, tetapi juga untuk berorganisasi, mengkader diri, serta mendiskusikan dan menanggapi situasi yang tengah berkembang. Masih mending, kalau mereka datang ke kampus untuk kuliah. Umumnya, mahasiswa semacam ini catatan yang buruk dalam akademik. Banyak di antara mereka yang kuliahnya kacau-balau berantakan, lambat selesai, dan sebagiannya lagi drop out. Jenis mahasiswa ini dibagi dalam beberapa kategori sebagai berikut :
Ø  Aktivis Fungsionaris, yaitu mereka yang hanya terlibat aktif di kepengurusan lembaga kemahasiswaan, atau kegiatan-kegiatan kemahasiswaan (sebagai panitia atau peserta, misalnya). Tetapi tidak begitu terlibat sepenuhnya dalam pergerakan mahasiswa. Mereka sebetulnya lebih tepat disebut “fungsionaris” daripada “aktivis”.

Ø  Aktivis Pragmatis, yaitu aktivis mahasiswa yang benar-benar terlibat penuh dalam pergerakan mahasiswa. Tetapi mereka memanfaatkan keterlibatannya itu (terutama) untuk kepentingan pribadinya. Sebenarnya, yang ia perjuangkan adalah dirinya sendiri (bukan orang lain), dengan maksud, untuk memperoleh keuntungan material (uang), dekat dengan pejabat, populis, dan suatu waktu nanti memperoleh kedudukan ekonomi dan politik yang baik. Mereka selalu bertindak sebagai komparador dan benalu beracun dalam pergerakan mahasiswa. Kelihatannya, tipe semacam ini yang banyak kita jumpai di kalangan aktivis mahasiswa dewasa ini.

Ø  Aktivis Kritis Idealis, yaitu aktivis mahasiswa yang benar-benar berjuang untuk kepentingan orang banyak. Mereka berjuang bukan untuk kepentingan pribadinya. Perjuangan mereka ikhlas, tanpa pamrih. Mereka didorong oleh rasa solidaritas terhadap penderitaan orang lain serta idealisme mereka. Tipe aktivis mahasiswa semacam ini sudah jarang kita temukan, sudah langka, dan nyaris punah.
 C.    Eksistensi Mahasiswa

   Bagian kebanyakan mahasiswa kampus adalah tempat untuk mencari ilmu dan mengembangkan skill. Alih-alih untuk mendapatkan pekerjaan yang layak setelah lulus mereka pun menempuh cara dengan belajar sekeras mungkin agar mendapatkan Grade Point Average (GPA) / Indeks Point Kumulatif (IPK). Sehingga sangat banyak ditemukan mahasiswa yang rajin kuliah dan mengumpulkan tugas demi sebuah nilai yang asumsi demi pekerjaan yang layak. Perkembangan dunia secara global telah membuka mata sebagian pengamat pendidikan. Bahwa IPK yang tinggi tidak menjamin seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, dibutuhkan skill yang lebih dari sekedar IPK yang tinggi. Akhirnya IPK diidentikkan dengan Hardskill (IQ), kemudian iiringi oleh Softskill (EQ), Adversityskill&Selfskill (SQ). Bahwa seorang mahasiswa bila ingin sukses haruslah memiliki skill seperti yang disebutkan sebelumnya.Pada hakikatnya mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memenuhi ambisi pribadinya saja. Karena realitanya mahasiswa masih diberi tanggungjawab terhadap lingkungan-sosial disekitarnya. Hal tersebut sangat jelas tertera pada Tri Dharma Perguruan Tinggi (salah satu dasar tanggung jawab mahasiswa yang harus dikembangkan secara simultan oleh mahasiswa). Adapun isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut antara lain:


1.      Pendidikan dan Pengajaran,

2.      Penelitian dan Pengembangan,

3.      Pengabdian Pada Masyarakat.

       Bagi sebagian mahasiswa lain menafsirkan bahwa mereka harus melaksanakan dasar-dasar yang ada pada Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut sebagai bagian dari proses belajarnya. Maka tak salah bila mereka juga ikut aktif dalam dinamika Negara dan bangsa. Mereka juga ikut aktif mengkritisi kebijakan pemerintah yang mereka anggap tidak ideal. Hal ini menimbulkan suatua padangan lagi dari eksistensi mereka berdasarkan dari anggapan antara lain: agent of change, agent of control dan agent of culture.
a.       Mahasiswa sebagai agent of change / agen perubahan
       Mahasiswa mengklain dirinya sebagai agent of change sebagaimana sikap yang diambil oleh para pejuang dan pahlawan yang terlibat dalam dinamika kehidupan bangsa dan demi tercapainya suatu kondisi yang ideal bagi masyarakat dan lingkungan. Maka tak jarang mahasiswa juga terlibat aktif mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak pro-keadilan, pro-rakyat kecil.

b.      Mahasiswa sebagai agent of control / agen sosial
    Mahasiswa juga mengklaim dirinya sebagai agen sosial yang ikut aktif dalam kehidupan sosial masyarakat. Tujuannya adalah untuk menciptakan kondisi sosial yang ideal dan stabil dari dirinya dan masyarakat. Sehingga mahasiswa merasa perlu untuk terlibat aktif sesuai dengan esensi mahasiswanya
.c.       Mahasiswa sebagai agent of culture / agen budaya

     Ini adalah hal baru bagi dunia mahasiswa Indonesia yang sebagai agen budaya. Agen budaya yang dimaksud adalah mengamati perubahan prilaku dan kehidupan masyarakat sekitarnya. Mereka juga ikut mengawali perubahan budaya yang baru bila budaya lama dianggap merugikan bagi masyarakat dan membawa kepada kebodohan. Namun tak jarang mereka juga mempertahankan budaya yang lama atau yang telah ada bila dinilai tidak menghambat kepada kemajuan masyarakat.Maka sudah jelas bahwa mahasiswa tidak hanya belajar untuk meraih IPK tinggi dan memenuhi ambisi pribadinya. Melainkan juga mahasiswa haruslah eksis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tentunya eksistensi mahasiswa ini bukan berarti sekedar eksis untuk mencari muka. Namun semata-mata merupakan bagian dari tanggunjawab yang telah tersematkan pada identitasnya sebagai “Maha_siswa”. 

D.    Gerakan Mahasiswa
      Gerakan mahasiswa umumnya terjadi dikarenaka tidak adanya suatu kondisi ideal yang diharapkan oleh mahasiswa maupun rakyat. Sehingga mahasiswa tergerak jiwanya untuk melakukan suatu gerakan dengan pandangan bahwa mereka adalah agent of change. Mahasiswa sebagai agent of change selalu melakukan gerakan untuk perubahan agar terwujudnya kondisi yang ideal.

1.      Gerakan Mahasiswa di Dunia

    Sejarah perubahan di dunia ini tak lepas dari peran mahasiswa. Mahasiswa adalah ibarat sang penolong bagi mereka yang menginginkan perubahan dan sebaliknya petaka bagi mereka yang berkuasa. Sejarah dunia mencatat bahwa setiap perubahan dalam negara adalah bentuk dari pemikiran kritis para mahasiswa. Sepertinya, sejarah terlanjur mempercayakan kepada pemuda (mahasiswa) untuk membuat perubahan.Sejarah mencatat pergerarakan mahasiswa dalam perubahan yang terjadi di negara-negara dunia, antara lain ;

Gerakan Mahasiswa di Eropa. Seperti ; Hungaria, Revolusi menuntut kemerdekaan, kebebasan dan pengusiran Uni Soviet, dimotori oleh Dewan mahasiswa Revolusioner. Demonstrasi besar ini berakhir dengan pembantaian massal yang dilakukan Tentara Merah.

Perjuangan mahasiswa Yunani – berhadapan dengan rezim papandreou menuntut kebebasan, demokrasi, keadilan sosial dan HAM. Rangkaian aksi mengakibatkan bayak korban tewas di kalangan mahasiswa.

Perjuangan mahasiswa Perancis – memelopori pemogokan umum menyeluruh selama dua bulan pada Mei - Juli 1968. Aksi ini memicu “Krisis Mei” yang tercatat dalam sejarah sebagai krisis paling hebat di Prancis sepanjang abad 20.

Gerakan Mahasiswa di Amerika Latin. Bolivia mendapat sorotan dunia ketika Che Guevara - Tokoh muda revolusioner yang sukses bersama Castro menumpas diktator Batista - tewas di sebuah pegunungan Bolivia. Tahun 1928, mahasiwa Bolivia mengusung dua tuntutan yaitu otonomi kampus dan partisipasi mahasiswa dalam pemerintahan kampus.

Gerakan Mahasiswa di Afrika. Revolusi Aljazair meletus 1 November 1954 menuntut kemerdekaan dari penjajahan Perancis. Perlawanan masyarakat aljazair tak lain adalah unsure unsur mobilisasi aktivis mahasiswa.

Inggris – aksi turun ke jalan yang dilakukan oleh mahasiswa dan calon mahasiswa di Inggris ini cukup menjadi perhatian media Internasional. Aksi yang mengundang ribuan mahasiswa untuk berpartisipasi ini dipicu dengan rencana pemerintah Inggris untuk menaikkan biaya kuliah hingga tiga kali lipat. Rencana kebijakan ini membuat mahasiswa dan calon mahasiswa tergerak untuk memprotes kebijakan pemerintah. Bahkan para calon alumni dan alumni muda juga terlibat dalam aksi turun ke jalan ini. Mereka berpendapat bahwa meski mereka tidak akan terkena dampaknya, akan tetapi adik-adik mereka akan terkena dampak dari kenaikan biaya kuliah.

Australia -  Mahasiswa di Negara ini terbiasa melakukan rallr atau march dalam jumlah besar untuk memprotes berbagai kebijakan tertentu yang dikeluarkan oleh pemerintah Australia, isu-isu kesamaan hak Aborigin, biaya kuliah, hingga penolakan perang Irak menjadi tema-tema yang pernah dip rotes oleh mahasiswa di Australia. Saat aksi massa turun ke jalan ini dilakukan ribuan mahasiswa dari berbagai penjuru bisa ikut berpartisipasi.

2.      Gerakan Mahasiswa di Indonesia

      Sama hal dengan gerakan mahasiswa yang terjadi di belahan dunia lain, dunia gerakan mahasiswa Indonesia juga memiliki bebepa sejarah yang panjang dan akan terus terjadi di kehidupan ini selama keadaan yang ideal masih belum terjadi.

a.       Sebelum Kemerdekaan

   Sejarah mencatat bahwa yang pertama menentang penjajah dengan menggerakkan masyarakatnya (baik mengangkat senjata maupun dengan cara diplomatis) adalah Sultan Agung Anyorokusumo (1591-1645). Kemudian perlawanan Untung Suropati yang rela melepaskan istrinya seorang putri Belanda karena akan menentang Belanda. Setelah itu berturut-turut pula para Sultan yang merasa diinjak wilayah pemerintahannya antara lain Sultan Hassanudin (1631 1670), Sultan Agung Tirtayasa (1631-1683), Sultan Mahmud Badarudin II (1776-1852), Sultan Thoha Syaifudin (1816-1904).

     Para ulama yang berjihad melawan pemerintah Hindia Belanda dalam memperjuangkan kemerdekaan yaitu Tuanku Imam Bonjol (1772-1864), Pangeran Diponegoro (1785-1855) berjuang bersama sahabat beliau Kiai pula perlawanan di Maluku yaitu Kapiten Patimura (1783 1817) dan Martha Tiahahu (1800-1818) dan pemberontakan Trunojoyo di Madura. Bila dikatakan bahwa Bangsa Indonesia terjajah selama lebih kurang 350 tahun oleh Bangsa Belanda, hal tersebut tidak benar karena pada kenyataannya masyarakat Aceh tidak pernah berhasil dikuasai secara keseluruhan, para syuhada daerah ini dipimpin oleh Teuku Umar (1854-1899), Teuku Cik Ditiro (1836-1891), Cut Nyak Dien (1850-1908), Cut Nyak Meutia (1870-1910) dan Panglima Polim. Sementara itu meletus pula perlawanan di Pulau Jawa pimpinan Sri Susuhunan Pakubuwono VI (1807-1849).

     Akhirnya Raja Sisingamangaraja (1849-1907) memimpin perlawanan kepada Belanda. Setelah itu rasa kesadaran bahwa perlawanan harus dilakukan bersama-sama muncul, berdirilah Budi Utomo pada tahun 1908, Syarikat Islam berdiri tahun 1911, Partai Nasional berdiri tahun 1927, dan pada tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi pemuda-pemudi dari seluruh Indonesia berkumpul untuk mengucapkan Sumpah Pemuda, sehingga pada tahun-tahun berikutnya pergerakan bersifat nasional.

     Akan halnya Syarikat Islam (SI) adalah salah satu organisasi politik Indonesia yang paling menonjol waktu itu. Berbeda dengan Muhammadiyah yang bercorak sosio-keagamaan, SI sejak semula adalah gerakan politik, SI adalah transformasi dari Syarikat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh H. Samanhudi.Pada tahun 1912 SDI berubah menjadi SI dan mendapat pemimpin organisasi baru yaitu H. O. S. Tjokroaminoto (1883-1934). Perubahan SDI menjadi SI bukan hanya perubahan nama saja, tatapi terutama dalam perubahan orientasi yaitu dari komersil ke politik.

     Marxisme atau kemudian lebih dikenal dalam baju komunisme, pertama kali diperkanalkan oleh orang Belanda bernama H. J. F. Sneevliet. Pada tahun 1914 kelompok Marxis merdirikan ISDV (Indiche Sociaal Democratiche Vereeniging yaitu organisasi Sosial Demokrat Hindia Belanda). Lewat organisasi inilah gagasan dan slogan Marxis diekspor kedalam tubuh SI. Pemimpin pemimpin pergerakan islam pada waktu itu tampaknya belum siap untuk suatu perjuangan ideologi bila dihadapkan pada ideologi yang Marxis, apalagi dunia Islam pada waktu itu begitu lemah secara politik dan militer, sementara pada tahun 1917 tersebut, ideologi Marxis baru saja memperoleh kemenangan hebat di Rusia.

     Kemenangan Revolusi Oktober di Rusia memberikan dorongan yang hebat kepada ISDV untuk menyebarkan Marxisme di Indonesia. Pada tanggal 23 Mei 1920 ISDV diubah menjadi PKI (Partai Komunis Indonesia) dengan SI cabang Semarang sebagai Pusatnya. Semaun dipilih sebagai ketuanya yang pertama. Jadi yang dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Soetomo, Dr. Tjipto Mangun Kusumo dan Ki Hajar Dewantoro membawa dampak positif dalam perjuangan pergerakan secara nasional, namun diboncengi beberapa organisasi dengan ideologi tertentu.

     Tanggal 8 Desember 1941, pecah perang pasifik sebagai rangkaian Perang Dunia kedua. Jerman, Itali dan Jepang melancarkan aksi tempurnya yang mendunia. Jepang di Asia sedangkan dua sekutunya di Eropa. Hal tersebut membuat Pemerintah Hindia Belanda tidak ketinggalan bertekuk lutut kepada Pemerintah Jepang pada tanggal 9 Maret 1942. Gubernur jenderal Canda Van Starkenborgh Stachouwerm dibawa Jepang ke Formosa. Tiga setengah tahun lamanya bangsa Indonesia ikut merasakan beratnya dijajah negara matahari terbit ini. Mereka memperkosa rakyat dengan kerja romusha. Tetapi hal ini tidak berlangsung lama. Dengan diserbunya Jepang oleh Rusia di Manchuria, maka mulai terasa kelemahan untuk mempertahankan daerah-daerah jajahannya. Jepang diserang dari Utara (Rusia) dan dari selatan (Amerika Serikat) dan puncaknya adalah jatuhnya bom atom di kota Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945). Jadi tidak benar bila Marsekal (U) Jepang Terauchi di Dalat (300 kilometer dari Saigon, Muangthai) berkeinginan memberikan Indonesia kemerdekaan. Mereka mutlak pasrah setelah mengalami musibah tersebut di atas. Begitu juga sikap laksamana (L) Maeda di Jakarta, tampak kehilangan jiwa samurainya. Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang resmi menyerah tanpa syarat pada sekutu.

    Sekelompok anak-anak muda, dalam keadaan kevakuman seperti ini bergelora ingin memproklamirkan kemerdekaan, tetapi mereka masih tetap membutuhkan pemimpin sesepuh mereka Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, atau bila tidak bersedia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, mereka mengancam akan membumihanguskan sisa-sisa Jepang yang sudah tidak berdaya di Jakarta. Mereka dengan semangat patriot yang mengebu memang berhasil melarikan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok. Akibat penculikan dua tokoh tersebut, rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang sedianya akan dilangsungkan di jalan Pejambon Jakarta batal, karena tidak dihadiri Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, begitu pula rapat yang direncanakan di Hotel Des Indes pada malam harinya. Tetapi andaikata rapat di jalan Pejambon ataupun di Hotel Des Indes jadi terlaksanakan, maka barangkali kedua tempat tersebutlah Proklamasi Kemerdekaan kita dikumandangkan. Hanya Allah Yang Maha Bijaksana menjatuhkan hari keramat kita pada hari yang dikehendaki-Nya.

b.      Proklamasi

    Pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 WIB, Indonesia mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaannya keseluruh dunia. Proklamasi itu ditandatangani atas nama Bangsa Indonesia oleh Soekarno dan Hatta, di jalan Pegangsaan No. 56 Jakarta. Peristiwa ini dicatat dan akan dikenang oleh sejumlah Bangsa Indonesia sampai kiamat, Insya Allah.

   Sejak Proklamasi Kemerdekaan tersebut, sejarah Bangsa Indonesia merupakan sejarah suatu bangsa yang masih muda dalam menyusun politik pemerintahan. Landasan berpijaknya adalah konstitusi dan ideologi yang mereka ciptakan sendiri sesuai perkembangan budaya masyarakat. Faktor ruang dan waktu adalah yang paling banyak menentukan penumbuhkembangnya. Itulah sebabnya segera keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidang dan berhasil menetapkan konstitusi, Presiden dan Wakil Presiden.

c. Gerakan Mahasiswa Indonesia (1908).

     Ketika itu, pada periode pra kemerdekaan, trend gerakan mahasiswa belum tampak mencolok. Yang menonjol pada masa itu adalah gerakan pemuda, sekalipun diantara golongan pemuda tersebut terdapat unsur mahasiswa. Tokoh-tokoh besar, seperti Soekarno, Hatta, dan lain-lain, merupakan aktivis pergerakan mahasiswa di zamannya. Awal gerakan mahasiswa di Indonesia dapat kita telusuri dari pendirian Boedi Oetomo ini, berasal dari sekolah kedokteran Stovia, sekolah pertanian dan kehewanan Bogor, sekolah pamongpraja magelang dan Probolinggo, serta sekolah-sekolah guru di Bandung, Yogyakarta, dan probolinggo. Sekitar tahun 1922, Mohammad Hatta–yang saat itu sedang belajar di Nederland Handelshogeschool di Rotteram mempelopori lahirnya Indonesische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia-PI), yang merupakan kelanjutan dari Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia). PI disebut-sebut sebagai organisasi mahasiswa indonesia pertama. Hanya saja, organisasi ini tidak berkedudukan di Indonesia. Pada 28 Oktober 1928, para pemuda (termasuk mahasiswa di dalamnya) mendeklarasikan ”Sumpah Pemuda”.

d.      1908 Gerakan Budi .

    Utomo Gerakan ini lahir karena pekerja Dr. sutomo DKK yang berasal dari lembaga pendidikan Stovia sebuah sekolah kedokteran di Jakarta yang merupakan cikal bakal (UI).

e.    1922 Perhimpunan Indonesia

   Merupakan kumpulan pelajar dan mahasiswa yang berasal dari Belanda dengan sistem pergerakan bawah tanah.

f.    1924 Lahirnya Studi Club

    Awal lahirnya studi club yang berorientasi pada pergerakan kemerdekaan dan pada saat itu munculnya dua studi club pergerakan mahasiswa yaitu :

-         Kelompok Studi Indonesia yang di dirikan pada tanggal 29 Desember 1924.

-         Kelompok Studi Umum yang di dirikan pada tahun yang sama adalah Ishak Cokroadisuryo (Mantan aktivis PI).

g.       Malari 1974

   Bersamaan dengan kedatangan PM Jepang Kakuae Tanaka, Mahasiswa menggelar demonstrasi memprotes kebijakan pembangunan pemerintahan dan dominasi modal jepang di indonesia, Pemerintah menanggapi demonstrasi ini secara represif, sehingga terjadi bentrok. Pimpinan Mahasiswa seperti Hariman Siregar dan Judilhari Justam (DM UI) di tangkap. Hal ini kemudian pemerintah membuat/mengeluarkan kebijakan tentang Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan Badan Koordinasi Kampus (BKK)-selanjutnya disebut NKK/BKK-melalui SK Mendikbud No. 028/U/1974, untuk memberangus ruang gerak politik mahasiswa.

h.       1978 NKK / BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan)

Normalisasi Kehidupan kampus/ Badan Koordinasi
     Kampus kemudian di bubarkan karena mahasiswa di nilai memprotes kebijakan pemerintah, maka pada tanggal 21 Januari 1978 Pangkopkamtib Soedomo melalui No. SK SKEP-02/KOPKAM/I/1978, membubarkan Dewan Mahasiswa (DM) di seluruh indonesia. di ikuti dengan SK Mendikbud Daoed Joesoef No. 0156/U/1978, tanggal 19 April 1978 SK ini kemudian di tindak lanjuti oleh Dirjen DiKti Depdikbud Tisna Amidjaja melalui SK No. 002/DJ/Inst/1978, dan tgl 17 Mei 1978, tentang Pokok-pokok Pelaksanaan Penataan Kembali Lembaga-lembaga Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi. Dua surat keputusan tersebut, kiat menguatkan program NKK/BKK plus penerapan sistem SKS (Sistem Kredit Semester) benar-benar membuat gerakan mahasiswa menjadi mandul dan kampus benar-benar mengalami depolitisasi dan steril dari kegiatan-kegiatan politik.

i.  24 April 1996 AMARAH (April Makassar Berdarah)

     Waktu itu, mahasiswa dari Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas 45, dan IKIP Ujung Pandang (UNM), menggelar aksi demonstran menolak kenaikan tarif angkutan kota. Aksi ini kemudian berakhir ricuh setelah polisi dan tentara menyerbu ke dalam kampus, sambil membawa Tank, memukuli dan menembaki mahasiswa. Peristiwa ini menyebabkan 3 orang mahasiswa UMI tewas, yaitu Andi Sultan Iskandar, Muhammad Tasrif Daming, dan Syaiful Bya.

j.        1997 (Krisis Moneter)

     Indonesia didera krisis moneter yang sangat parah. Pemerintahan Soeharto kelimpungan, kabinet yang baru terbentuk menuai kecaman keras, karena diisi oleh keluarga dan kroni Soeharto. Mahasiswa yang kecewa kemudian melakukan demonstrasi besar-besaran disejumlah daerah. Tidak jarang, demonstrasi mahasiswa berakhir bentrok, terutama karena mahasiswa memaksa berdemonstrasi di luar kampus, sementara aparat keamanan tidak memberikan izin. Para mahasiswa kesal dengan pernyataan Soeharto, pejabat-pejabat Orde Baru, dan Panglima ABRI, yang menolak memenuhi tuntutan mahasiswa untuk melakukan reformasi total di segala bidang.

k.      Penembakan Mahasiswa Trisakti

    Khusus penembakan mahasiswa Trisakti, tercatat mahasiswa terbunuh Trisakti: Hery Hartanto, Elang Mulya Lesmana, Hendriawan dan S. Hafidin Royan. Mahkamah Militer Tinggi II-8 Jakarta telah menjatuhkan vonis (12 Agustus 1998) hukuman 4 bulan penjara terhadap anggota Brimob, Letda, Pol, Agus Tri Haryanto dan Letda Pol. Pariyo, hukuman 2-5 bulan penjara terhadap 2 Lettu Pol dan 2 Letda Pol. (1 Maret 1999) serta hukuman 3-6 tahun penjara dan dipecat dari dinas Polri (30 Januari 2002) terhadap 9 anggota Brimob Unit Patroli Gegana.

l.         12 Mei 1998 (Trisakti)

     Pada 12 Mei 1998 di kampus Univ. trisakti Jakarta digelar aksi demonstrasi menuntut reformasi dan pengunduran diri Suharto yang berujung pada tewasnya empat orang mahasiswa yaitu Elang Mulya Lesmana, Hendriawan Sie, Heri Hartanto, dan Hafidin Royan- yang kemudian dikenal sebagai “pahlawan reformasi”. Peristiwa itu (yang dikenal sebagai “Tragedi Trisakti”) kemudian memicu kerusuhan di Jakarta 13-14 Mei 1998, yang menewaskan ratusan orang dan menghanguskan ratusan rumah, toko, kantor, dan kendaraan-yang disertai dengan penjarahan dan pemerkosaan massal. Sebelumnya sepanjang Mei 1998, sejumlah aktivis mahasiswa, tokoh pro-demokrasi, dan masyarakat, diculik oleh Tim Mawar Kopassus, dan 13 diantaranya belum dikembalikan sampai sekarang. Pada tanggal 18 Mei 1998, ribuan mahasiswa yang tergabung dalam FKSMJ, HMI-MPO, dan FORKOT, melakukan pendudukan terhadap gedung MPR/DPR, untuk pertama kalinya. Pada hari kedua pendudukan, kemudian diikuti oleh ratusan ribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, hingga 23 Mei 1998.

m.    20 Mei 1998 (Trisakti)

    Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, para mahasiswa dari berbagai kampus dan organisasi, terus berkumpul dan menduduki gedung MPR/DPR. Sejumlah tokoh ikut dalam aksi-aksi mahasiswa. Secara umum, ada enam agenda reformasi yang dituntut oleh para mahasiswa, yaitu:

- Penegakan reformasi hukum, pengadilan terhadap Suharto dan kroni-kroninya serta pertanggungjawaban Golkar

- Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), dengan menciptakan pemerintahan yang bersih, serta menuntut pengembalian harta negara yang di korup oleh Soeharto dan kroni-kroninya,

-  Amandemen UUD 1945,

- Pencabutan Dwi Fungsi ABRI dengan mencabut keberadaan fraksi ABRI di parlemen, dan keberadaan militer yang aktif di birokrasi pemerintahan

- Demokratisasi, dan

- Otonomi Daerah seluas-luasnya. 
Karena desakan yang kian kencang, akhirnya Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998 dan selanjutnya digantikan oleh Bacharuddin Jusuf Habibie. 21 Mei akhirnya dikenal sebagai “Hari Reformasi” yang setiap tahunnya diperingati oleh mahasiswa. 

Sumber:
www.wikipedia.org
http://mapribel.wordpress.com
http://mulkasem.blogspot.com
http://www.anneahira.com
http://kamusbahasaindonesia.org/  
Dowload

3 comments:

  1. Semoga, mahasiswa di Indonesia semakin maju ya.
    -Spirit of Dhuha

    ReplyDelete
  2. ASSALAMUALAIKUM WR. WB MOHON MAAF NUMPAN SHARE YA. Koperasi (KSP) NASARI info WA. (081244625290) Butuh Dana Buat Usaha, Pengen Usahanya Tambah Besar, Kami Menyediakan Peminjaman Dana Berbasis Online Diseluruh Wilayah Indonesia. Min Peminjaman
    Rp.5.000.000., - RP. 250.000.000.,
    Syarat Yang Harus Disediakan:
    Foto KTP, Foto KK, Foto Buku Rekening, Isi Formulir Peminjaman Dana.
    Batas Peminjaman 1thn/5thn Berminat Bisa Hubungi Karyawan:
    Call/WA : 081244625290
    Tlp. : 081244625290
    Bisa Lanjut Chat Aja Di WA Kami Disini Amanah, Real Untuk Yang Pertama Kali Pinjaman Di KSP NASARI Di Wajibkan Melakukan Pembayaran Biaya Administrasi Dulu, Baru Kami Buatkan Berkas Laporan Pengajuan Dana Pinjamannya.

    ReplyDelete

Sang Maestro Campursari yang Bikin Ambyar

Menjelang pertengahan tahun 2020 Indonesia dikagetkan oleh kepergian sejumlah selebritisnya. Namun yang sangat mengagetkan adalah kepergian...