Wednesday, 25 October 2017

24 Oktober Hari Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) atau The United Nations Day : Peran, Konsistensi, Eksistensinya

Sepintas Tentang Hari PBB
Setiap tanggal 24 Oktober masyarakat dunia merayakan suatu hari yang istimewa yaitu Hari Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) atau The United Nations Day, pada tanggal tersebut dirayakan untuk mengingat dideklarasikannya piagam PBB pada tahun 1945 oleh Majelis Umum PBB. Piagam PBB tersebut ditandatangani oelh 50 anggota asli PBB pada 26 Juni 1945 di San Fransisco, Amerika Serikat. Peringatan tersebut dirayakan dengan serangkaian acara seperti forum diskusi, pertemuan dan eksebisi mengenai pencapaian PBB.

Sejarah Singkat PBB
PBB didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 menggantikan peran dari Liga Bangsa – Bangsa (LBB) / League of Nations yang didirikan pada tanggal 10 Januari 1990, setelah diadaknnya Konferensi Perdamaian Paris 1919. Ide LBB ini dicetuskan oleh Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson Beranggotakan 42 negara saat berdirinya dan berpusat di Geneva, Swiss. LBB memiliki fungsi utama, seperti melucuti senjata, mencegah terjadinya perang melalui keamanan kolektif, dan menyelesaikan pertentangan antar Negara – Negara melalui jalur negoisasi dan diplomasi, serta memperbaiki kesejahteraan hidup global.
Bahasa resmi yang digunakan organisasi internasional ini adalah Bahasa Inggris, Bahasa Perancis dan Bahasa Spanyol. Seiring berjalannya waktu organisasi ini mendapat 20 negara anggota baru meskipun kemudian 7 negara diantaranya mengundurkan diri. Fakta unik lain dari organisasi internasional ini adalah sekalipun Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson selaku pencetus terbentuknya organisasi internasional ini Amerika Serikat sendiri tidak pernah tergabung sebagai anggota dari LBB tersebut.
LBB kemudian dibubarkan pada tanggal 18 April 1945 karena dianggap gagal dalam memenuhi fungsinya sebagai media untuk mencegah terjadinya Perang Dunia 2. Secara historis LBB eksis diantara tahun 1919 – 1945. Peran dari LBB kemudian digantikan oleh PBB. 

Singkat Tentang PBB
PBB yang menggantikan peran dari LBB yang dianggap gagal mencegah terjadinya Perang Dunia 2  yang kemudian diikuti dengan lahirnya 4 kesepakatan Atlantic Charter tersebut adalah
1. Tidak dibenarkan adanya usaha perluasan wilayah,
2. Setiap bangsa berhak untuk menentukan usahnya sendiri,
3. Setiap bangsa punya hak untuk turut serta dalam perdagangan dunia,
4. perdamaian dunia harus diciptakan agar setiap bangsa hidup bebas dari rasa takut dan kemiskinan. 
Disamping Piagam Atlantic tersebut PBB juga memiliki asas organisasi sebagai berikut :
1.      Semua anggota mempunyai persamaan derajat dan kedaulatan,
2.      Setiap anggota akan menyelesaikan segala persengketaan dengan jalan damai tanpa membahayakan perdamaian, keamanan dan keadilan,
3.      Setiap anggota memberikan bantuan pada PBB sesuai Piagam PBB,
4.      PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri negara lain
Disamping asas – asas tersebut PBB juga memiliki beberapa tujuan, seperti :
a.       Menjaga perdamaian dan keamanan dunia,
b.      Memajukan dan mendorong hubungan persaudaraan antarbangsa melalui penghormatan hak asasi manusia,
c.       Membina kerjasama internasional dalam pembangunan bidang ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan,
d.      Menjadi pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang membahayakan perdamaian dunia,
e.       Menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam, dan konflik bersenjata.
Berpusat di New York, Amerika Serikat PBB diharapkan mampu menjadi jawaban dari sejumlah permasalahan dunia, dengan Bahasa resmi yang digunakan Bahasa Arab, Bahasa Tiongkok, Bahasa Inggris, Bahasa Spanyol dan Bahasa Perancis. Dari 51 anggota awal, saat ini PBB telah beranggotakan 193 negara. 

Indonesia dan PBB Pasang Surut
Indonesia menjadi Negara anggota PBB yang ke-60 pada tanggal 28 September 1950. Masuknya Indonesia ke dalam keanggotan PBB sesuai dengan amanat pembukaan UUD 1945 “dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilaan sosial.”.
Dalam perjalanannya hubungan Indonesia dengan mengalami pasang surut, terutama pada masa konfrontasi dengan Malaysia. Puncaknya pada tanggal 7 Januari 1965, terpilihnya Malaysia menjadi aggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Memicu reaksi marah Presiden Soekarno kala itu. Indonesia pun memutuskan untuk keluar dari PBB dan membentuk organisasi internasional CONEFO yang didukung oleh Republik Rakyat Tiongkok, Republik Demokratik Rakyat Korea (Korut) dan Republik Demokratik Vietnam.
Runtuhnya masa Order Lama dan lahirnya Order Baru mengubah arah kebijakan politik luar negeri Indonesia. Pada tanggal 19 September 1966, Indonesia menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan kembali kerjasa dan menjadi anggota PBB kembali. Majelis Umum PBB pun kemudian menindaklanjutinya dengan mengundang perwakilan Indonesia untuk menghadiri Sidang Majelis  Umum ke-21 PBB pada tanggal 28 September 1966.

Peran, Konsistensi & Eksistensinya sebuah Kesan
Dari sebagian besar tujuan atau latar belakang dirikan organisasi ini tentu mengalami berbagai macam tantangan di era modern ini. Ledakan demografi yang kian hari tak terbendung, pesatnya kemajuan teknologi yang dibarengi dengan kecepatan arus informasi yang nyaris tanpa batas. Dari beberapa yang penulis sebutkan itu tentu ada beberapa hal yang tak bias penulis abaikan diantarnya mengenai peran dan konsistensi serta eksistensi PBB.
PBB sebagai organisasi internasional yang beranggotakan negara – negara dunia tentu memiliki peran yang sangat vital dalam dinamika kehidupan masyarakat dunia. Hal yang sangat mencolok dan hingga penulis memposting artikel ini adalah mengenai perdamaian dan keamanan dunia. PBB sebagai organisasi besar seakan tumpul dan terkesan dan memiliki daya kepada Negara – Negara yang berpredikat adikuasa. Resolusi yang senantiasa digaungkan tak ubahnya hanya sekedar menjadi mendia “kutukan” tanpa adanya tindakan nyata. Alih – alih untuk memberikan tindakan nyata PBB dalam hal ini kasus perang dan tindakan agresi-militer Amerika Serikat dan sekutunya (Israel) contohnya yang mengatasnamakan keamanan dunia dengan tanpa sungkannya melanggar semangat piagam keamanan PBB yang bahkan mereka sendiri cetuskan.
PBB pun nyata terlihat tak konsisten dengan reaksi yang hanya ala kadarnya, mengutuk dan memberikan bantuan kemanusiaan itupun setelah agresi terjadi. Eksistensi PBB seolah hanya sebuah formalitas belaka dan tak mampu berbuat banyak.
PBB dalam diversitas kerap kali dijadikan tema dalam sebuah forum diskusi yang diadakan setiap tanggal 24 Oktober untuk memeperingati Hari PBB. Mengenai diversitas -  diversity – keberagaman – kebhinekaan Indonesia jelas lebih dahulu mengakui hal tersebut bahkan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari – hari dalam sebuah ikatan kebangsaan yang sangat kuat. Jika PBB masih terkesan mensosialisasikan keberagaman maka Indonesia sudah mempersatukan keberagaman menjadi sebuah semangat ideology yang tertuang dalam butir – butir sila, Pancasila.


Indonesia boleh bangga menjadi bangga menjadi bagian dari PBB. Tapi yang perlu generasi muda pahami bahwa keberagaman yang senantiasa menjadi jargon masyarakat dunia dalam hal ini PBB bangsa Indonesia sudah lebih dahulu menerapkan konsep ini. Indonesia boleh belajar agar tak tertinggal tapi dalam konsep keberagam PBB-lah yang harus berkaca pada Indonesia karena negara ini sudah tuntas menerapkan konsep diversity yang kerap mereka gaungkan.


Refrensi :

Gambar :


No comments:

Post a Comment

Sang Maestro Campursari yang Bikin Ambyar

Menjelang pertengahan tahun 2020 Indonesia dikagetkan oleh kepergian sejumlah selebritisnya. Namun yang sangat mengagetkan adalah kepergian...