Saturday 17 February 2018

Bebek Boedjang untuk Para Bujang ala Pontianak



 
Kali ini penulis ingin sedikit berbagi mengenai kuliner menarik yang pernah penulis nikmati. Kuliner yang saat ini penulis akan ulas sedikit adalah kuliner khas kota Pontianak, Kalimantan Barat. Beberapa waktu yang lalu penulis pergi ke salah satu  kota di Pulau Kalimantan yang merupakan sekian Pulau yang dimiliki Indonesia. Kalimantan juga menjadi satu pulau terbesar yang ada di Indonesia bersama Pulau Papua dan Sulawesi.
Kota Pontianak sendiri merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat (KalBar), kota terletak diantara Sungai Kapuas dan Sungai Landai ini memiliki luas wilayah 107,82 kilometer persegi. Kedua sungai yang mengelilingi kota tersebut pun menjadi simbol ataupun lambat dari kota ini. Tidak hanya itu saja kota yang terdiri dari 6 kecamatan dan 29 kelurahan ini juga dikenal sebagai Kota Khatulistiwa. Karena di kota ini jugalah dibangun Tugu Khatulitiwa karena memang letaknya tepat di daerah Sianta dilalui oleh garis khatulistiwa.
Beragam penduduknya beragam pula kulinernya
Saat ini kota Pontianak menjadi salah satu kota terbesar dan maju di Pulau Kalimantan, konon masyarakat Kalimantan kerap membandingkan kota ini dengan kota – kota besar lainnya di Kalimantan seperti Banjarmasin maupun Balikpapan.
Menjadi salah satu kota terbesar di Pulau Kalimantan sudah tentu masyarakatnya terdiri dari beragam etnis mulai dari Tionghoa, Jawa, Madura, Melayu, Dayak dan lain sebagainya menjadikan Kota ini memiliki varian kuliner yang menarik dan khas. Salah satunya yang pernah penulis cicipi adalah Bebek Boedjang di Kota Pontianak ini.

Nonkrong Kenyang
Menurut informasi yang penulis peroleh, masyarakat Pontianak terutama pemudanya suka sekali nongkrong atau bahasa gaulnya ngopi kongkow. Karena saat penulis berada di sana banyak sekali tempat nonkrong sekedar untuk menikmati malam ataupun kuliner ala Pontianak. Bagi sebagian masyarakat mungkin jika hanya sekedar nongkrong tapi tanpa menikmati sajian kuliner yang mengenyangkan kurang lengkap.
Bebek Boedjang bisa menjadi alternatif bagi mereka yang ingin nongkrong tapi menikmati sajian kuliner terutama bagi mereka yang masih bujang. Buka dari pukul 10.00 hingga 22.30 memang cocok bagi kaula muda yang suka kuliner. Sebenarnya kuliner Bebek Boedjang ini merupakan bagian dari Bebek Bejo yang juga berada dan menjadi kuliner andalan di Kota Pontianak.

Sejak 1438
Siapa sangka jika Bebek Boedjang ini sudah ada sejak tahun 1438, lebih tepatnua 1438 Hijriah atau tahu 2017 Masehu. Penulis sempat kaget dan menganggap Bebek Boedjang ini sudah ada sejak lama namun ternyata Bebek Boedjang ini telah ada pada tahun 2017 tepat di Kota Pontianak. Jadi jika pembaca sedang berada di Kota Pontianak sudah selayaknya mencicipi ataupun mencoba sajian kuliner yang nikmat ini.
Di kedai Bebek Boedjang ini tidak ada hanya sajian bebeknya saja namun juga terpadat berbagai varian menu seperti ayam , ikan nila, mujair, telor dengan berbagai macam sambelnya. Selain itu juga terdapat juga pilihan di goring ataupun di bakar. Jadi bagi penulis kita tidak akan pernah bosan jika kuliner di tempat ini selain menu khasnya juga terdapat berbagai macam vaian menunya.
Berikut Lokasi Bebek Boedjang yang tersebar di Kota Pontianak, Kalimantan Barat:
Jl. Johan Idrus (Jl. Sumatera)
Jl. Patimura (Bebek Bedjo)
Jl. Bandara Supadio



Referensi:
google.com

Gambar:
google.com
http://www.bujangkurir.com/?project=bebek-boedjang-2







Monday 12 February 2018

Soto Ayam Lombok-nya Malang

Kali ini penulis mau menambahkan topik artikel baru di blog ini. Bukan karena supaya ikut-ikutan agar nge-hitz, tapi karena penulis perlu untuk sedikit berbagai pengalaman saja. Topik baru yang akan penulis  angkat adalah mengenai kuliner. Di dunia maya  sudah banyak website maupun blog yang menyajikan tulisan tentang kuliner. Penulispun akui mengambil beberapa refrensi dari dunia maya yang ada, namun yang membedakan penulis akan mengulas tentang kuliner yang pernah penulis sendiri nikmati bersama orang terdekat.

Bulan bulan Februari ini penulis main ke Kota Malang, kota yang terletak di Jawa Timur bagi penulis bisa dibilang sebagai Bandungnya warga Surabaya seperti halnya warga Jakarta yang tiap akhir pecan main ke Bandung. Malang memang kota yang nyaman untuk dikunjungi selain terletak di dataran tinggi seluas 145,28 kilometer persegi dan bagian dari Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu) yang merupakan kota Metropolitan terbesar kedua di Jawa Timur setelah Gerbangkertosusila. Tidak hanya itu saja Kota Malang pun menjadi kota terbesar kedua setelah Surabaya.
Bagi penulis Malang memiliki tempat tersendiri, selain kotanya yang sejuk karena dikelilingi oleh pegunungan dan gunung tentunya juga Malang menjadi kota yang menarik karena dijuluki juga sebagai kota pelajar, tak hanya itu saja Malang juga kayak akan wisatanya baik tempat maupun kulinernya.

Kuliner Legendaris
Mendengar nama Soto Ayam Lombok sepintas kita akan berpikir bahwa Soto Ayam ini khas Lombok atau salah satu kuliner dari Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Penulis pun pada awalnya berpikir serupa. Ternyata Soto Ayam yang memiliki banyak cabang ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1955, berawal di Jalan Lombok hingga akhirnya sekarang sudah membuka cabang di beberapa tempat hingga ke Surabaya yang kemudian di kenal dengan sebutan Soto Lombok.
Sajian Soto Ayam Lombok khas Malang ini terdiri dari telur rebus, tauge, irisan kol dan yang menjadi khasnya adalah ayam kampungnya dan memiliki rasa yang unik. Penulis sendiri sangat menikmati sajian Soto ini, akan lebih nikmat dan pas jika disantap pada saat Pagi dan Malam hari atau pada saat cuaca sekitar dingin karena Soto ini kaya akan rempah yang menurut penulis cukup membuat badan hangat juga bila dinikmati dengan krupuknya yang khas lezatnya makin mantap.  Karena keunikannya ini baik dari nama maupun sajiannya penulis pun memberikan julukan pada kuliner ini adalah Soto Ayam Lombok-nya Malang.

Lokasi Soto Ayam Lombok
Jadi bagi pembaca jangan kaget ataupun bingung bahwa Soto Ayam Lombok yang penulis maksud kali ini bukan Soto Lombok yang dari Lombok di sana melainkan Soto Ayam Lombok yang sangat terkenal di Jalan Lombok Malang. Sekedar tambahan saja, Warung Soto Ayam Lombok ini buka dari pukul 07.00 – 00.00 WIB. Berikut alamat ataupun lokasi Soto Ayam Lombok-nya Malang ini:
1        Jl. Lombok No.1, Kasin, Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65117, Telp (0341 366226)
2        Jl. Tlogo Mas Dinoyo Nomor 50 (Telp. 552958)
3        Jl. Mondoroko (Telp. 451637)
4        Jl. Purwosari (Telp. 0343-611096)
5        Jl. Dukuh Kupang 119 Surabaya
6        Jl. Parang Tritis Nomor 1 Malang (0341-496027)
7        Jl. Raya Bay Pas Gempol
8       Cabang baru di Lawang (pemiliknya adalah anak dari Rukoya.

Refrensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Malang


Gambar:
google.com

Tuesday 6 February 2018

Kupas Sepintas Presiden RI ke-7 Joko Widodo

Kali ini penulis akan mengulas sedikit tentang tokoh yang saat ini menjabat sebagai Presiden RI yaitu Bapak Joko Widodo atau yang akrab dipanggil dengan “Jokowi”. Beliau sejak awal kemunculan memang menarik perhatian masyarakat Indonesia. Ir. H. Joko Widodo begitulah nama lengkap beliau yang berhasil memenangkan kontes Pemilihan Umum Presiden Indonesia pada tahun 2014 silam bersama H. Muhammad Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden.
Usaha Mebel dan Dunia Politik
Berdasarkan informasi yang penulis peroleh Jokowi yang lulus pada tahun 1985 dari Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM) Jogyakarta sempat berkarir di PT, Kertas Kraft Aceh salah satu BUMN dan ditemoatkan sebuah area Hutan Pinus Merkusi di daerah Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah. Ada sebuah cerita menarik beliau kemudian pulang kembali ke Pulau Jawa karena merasa tidak betah kemudian berkumpul bersama Istri Beliau (Ibu Iriana Jokowi). Beliau kemudian bekerja dan berbisnis usaha kayu di usaha milik paman beliau, kemudian pada tahun 1988 beliau membuka usaha sendiri.
CV Rakabu merupakan usaha milik beliau yang memang diambil dari putra pertama beliau. Dalam  perjalanannya beliau juga sempat naik turun termasuk sebuah pesanan yang tidak dibayar. Sempat jatuh namun pada tahun 1990 beliau bangkit kembali melaui bantuan dana 30 Juta Rupiah sebagai modal pinjaman dari Ibundanya.
Perjanan bisnis beliau ini pada akhirnya mempertemukan beliau dengan Micl Romaknan yang memberikan nama panggilan “Jokowi” yang akhirnya popular seperti yang kita dengar saat ini. Sebuah kejujuran dan kerja keras yang senantiasa beliau jalankan membaca beliau pada sebuah kepercayaan dari relasi bisnis beliau sehingga beliau bisa berkeliling Eropa dan mendapat pengalaman menganai tata ruang (kota) yang baik, kelak pengalaman tersebut beliau terapkan saat menjadi Wali Kota Solo.

Wali Kota, Gubernur hingga Presiden
Dari bisnis mebel lalu kemudian masuk ke dunia politik dan menjawi wali kota Solo (Surakarta) sejak 28 Juli 2005 sampai 1 Oktober 2012 berdampingan dengan F.X. Hadi Rudyatno (sebagai wakil wali kota) sebuah kesuksesan tersendiri karena beliau terpilih dua kali sebagai wali kota Solo membuatnya kemudian ditunjuk oleh partainya (PDI-P atau Parta Demokrasi Indonesia Perjuangan) bersama dengan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) untuk bertarung di pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang kemudian terpilih setelah bertarung dalam dua kali putaran dan dilantik pada 15 Oktober 2012.
Fenomena dan gaya kepemimpinannya yang berbeda dari kebanyakan pejabat pada saat itu menjadi daya tarik tersendiri sehingga membuatnya kembali diberikan tugas oleh partainya untuk bertarung dalam kancah Pemilihan Presiden sebagai Calon Presiden Republik Indonesia pada tahun 2014.
Terhitung sejak 16 Oktober 2016 beliau resmi mengundurkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta dan tugasnya dilanjutkan oleh Ahok yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Gubernur. Popularitas Jokowi peta politik Indonesia menjadi lebih dinamis. Jokowi yang dianggap mewakili gologan muda dan membawa semangat baru di Era-Millenial menjadi daya tarik tersendiri terutama bagi para pemilih muda. Jokowi dianggap bersih dan membawa semangat baru sehingga bersama Jusuf Kalla yang Calon Wakil Presiden beliau mampu memenangkan kontes Pilpres 2014.
Kombinasi Jokowi yang dianggap mewakili generasi muda dan Jusuf Kalla yang mewakili kalangan tua (senior) menjadi magnet tersendiri sehingga membuat pasangan ini terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden untuk periode 2014 – 2019.

Gaya Kepemimpinan “Blusukan”
Jokowi memang identik dengan blusukan, blusukan disini maksudnya adalah pemimpin ataupun pejabat turun ke bawah bertemu langsung dengan masyarakat. Menurut bebepa pandangan yang menjadi bahan rujukan penulis, bahwa saat pemimpin bertemu langsung dengan masyarakat yang dipimpinnya maka saat itu setidaknya 20% dari masalah yang dihadapi masyarakatnya telat selesai secara psikologis. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri dari sosok Jokowi. Berbeda dengan pejabat pada umumnya yang cenderung menggunakan gaya kepemimpinan yang birokratik.
Gaya kepemimpinan blusukan menjadi identitas dari seorang Jokowi, banyak yang meniru gaya kepemimpinan beliau baik di dalam maupun di luar negeri. Jokowi pun menuai pujian dair berbagai khalayak meskipun juga ada yang mencibirnya yang dianggap hanya sebuah pencitraan belaka. Namun diakui atau tidak gaya kepemimpinan blusukan ala Jokowi ini menjadi sebuah fenomena tersendiri. Beliau sendiri meyakini bahwa masalah yang sesungguhnya itu berada di lapangan bukan di atas meja.



Referensi:

Gambar:

Sang Maestro Campursari yang Bikin Ambyar

Menjelang pertengahan tahun 2020 Indonesia dikagetkan oleh kepergian sejumlah selebritisnya. Namun yang sangat mengagetkan adalah kepergian...