Kali
ini penulis akan mengulas sedikit tentang salah kuliner khas Jawa Timur yang
tak kalah populernya dari Soto yaitu Rawon. Makanan yang disajikan identic
dengan daging, kuah hitamnya, toge dan sambalnya tak boleh juga ketinggalan
kerupuk udang sebagai sajian pelengkapnya bila ada yang berminat sepoth telor
asin bisa menjadi penyempurna dari sajian khas Jawa Timur ini.
Kuliner khas sejuknya kota Malang
Malang
merupakan salah satu Kota Terbesar di Jawa Timur, kota terbesar kedua setelah Surabaya
di Provinsi Jawa Timur ini dan kota terbesar ke 12 secara nasional ini memang
kaya akan sajian wisata kuliner dan alamnya. Banyak sajian kuliner yang
terdapat di setiap sudut kota Malang, dikenal dengan kota bunga Malang juga
mendapat julukan sebagai kota Pendidikan karena banyaknya Perguruan Tinggi di
kota ini yang menjadikannya tujuan untuk mereka yang menempuh jenjang perguruan
tinggi.
Rawon merupakan
sajian kuliner khas Jawa Timur, ada yang menarik dari Rawon Djenggot yang cukup
terkenal ini. Selain rasa Rawonnya yang sangat nikmat daging yang disajikan
juga sangat empuk dengan bumbu khas yang meresap dan sangat terasa. Buka sejak
pukul 07.00 – 24.00 WIB setiap hari kecuali pada hari Kamis libur, pada hari
Minggu Rawon Djenggot buka dari 07.00 – 14.00 WIB. Rawon Djenggot beralamat di Jalan
Kawi Selatan No.1, Bareng, Klojen Kota Malang, Jawa Timur juga terdapat nomer
kontak yang dapat dihubungi bagi mereka yang ini memesan 085100573858 mengingat Rawon Djenggot
tidak buka cabang.
Di depot Rawon Djenggot ini tidak hanya menyajikan Rawon saja namun
juga terdapat berbagai varian makanan seperti Nasi Soto, Nasi Campur Lodeh dan
Nasi Campur Bali dengan berbagai varian lauknya juga tidak boleh ketinggalan
untuk dinikmati.
Kuliner yang Legendaris
Depot Rawon Djenggot ini dibuka sejak tahun 1976 dari pasangan suami
istri Alm. Bapak Rajid dan Almh. Ibu Sutani resep rawon ini pun diwariskan
kepada anaknya dan tetap dipertahanakn cita – rasanya. Mengawali berjualan
di depan sebuah bangunan rumah tua bergaya Belanda dengan ukuran tidak lebih
dari 3 x 3 meter yang sangat sederhana karena terbuat dari triplek. Sebelumnya
depot ini dikenal dengan sebutan klithik
– klithik karena saat mengaduk minuman
di gelas dengan keras sehingga suaranya terdengar sampai ke Jalan Raya Kawi. Namun
sejak ramainya depot ini masyarakatpun mengetahui bahwa yang mengaduk keras
gelas minuman berjenggot barulah kemudian depot ini dikenal Rawon Djenggot.
Depot ini
mengalami pasang – surut dalam perjalanannya bukan karena omzet melainkan
karena tidak yang mengelolanya seperti pada tahun 2006 saat Alm, Bapak Rajid
meninggal dunia meskipun depot tetap buka dengan seadanya. Hingga pada tahun
2012 depot kembali terbengkalai karena Alm. Ibu Sutani meninggal tinggal Purwati
Putri pasangan suami – istri tersebut yang kemudian kembali mengelola dan
membuka depot rawon Djenggot ini dibantu oleh anak dan pembantunya hingga saat
ini.
Referensi:
Gambar:
No comments:
Post a Comment