Senin
10 September 2012.Menyaksikan siaran berita di salah satu stasiun tv swasta
pada siang hari yang panas di Bekasi dan Sekitarnya pada saat itu, sedikit
membuat rasa terkagum-kagum. Kagum bukan karena ptesenter-nya cantik ataupun
tampan melainkan karena berita yang dibawakan.
Sontak
perhatian yang semula biasa-biasa saja berubah ketika menyaksikan sosok
Presiden USA Barrack Obama melakukan kampanya disuatu tempat. Dipeluk oleh
warganya, mungkin bagi sebagian warga USA itu adalah yang biasa. Hal yang
membuat kagum lagi adalah orang yang memeluknya adalah massa dari lawan partai
politiknya. Orang yang memeluknya merupakan pria yang bernama Duzer tersebut
merupakan pria pemilik restoran pizza yang bernama Big Aplle Pizza. Pria yang
bernama lengkap Scott Van Duzer merupakan penggemar berat Obama. Ia langsung
memeluk erat dan mengangkat tubuh Obama.
Sempat
terpikir bagaimana jika hal tersebut terjadi di Indonesia??
Hmm,rasanya
mustahil tapi bukan tidak mungkin. Buru-buru meluk sang presiden, bisa salaman
saja sudah susahnya minta ampun, jangankan oleh massa yang tak mendukungnya.
Oleh massanya sendiri saja sudah susah.
Ada
pelajaran penting dari berita tersebut.
Yang
pertama adalah sekalipun seorang presiden tapi tak terlalu formil dalam
masa-masa kampanye. Bahkan berinteraksi langsung dengan rakyatnya entah itu
pendulungnya atau bukan (akrab).
Kedua
Kedewasaan dan kebebasan berpolitik sepenuhnya milih rakyat bukan elite parpol.
Ketiga
yang terpenting bukanlah dari mana golongan calon tersebut, melainkan memang
karena kredibilitasnyalah yang diutamakan.
Mungkin
tulisan ini terkesan pro-barat tapi lepas dari itu semua, tulisan ini hanyalah
sebuah pemikiran yang kagum dengan demokrasi ala barat tersebut. Hanya bagi
penulis demokrasi yang terbaik adalah demokrasi ala Indonesia (Pancasila).
Sekali lagi Indonesia perlu belajar dari barat bukan menyontoh.
Salam Bhinneka Tunggal
Ika
Indonesia Raya
Merdeka...!!!
No comments:
Post a Comment